Jakarta, Depokterkini.com
Melitu Kum mahasiswa Program Afirmasi asal Mimika Papua, mengadakan ibadah syukuran atas keberhasilannya setelah 5 tahun menempuh pendidikan di Jurusan Administrasi Niaga- Politeknik Negeri Jakarta (PNJ), Minggu (9/10).
Lebih dari 50 undangan menghadiri acara tersebut, antara lain: Dr. Nining Latianingsih, SH, MH, perwakilan dosen PNJ; Denny Pigay S.Kom, Pejabat Pemerintah dari Timika, Papua; Melialis Alom, Ketua IPMAP & IPMAMi Jakarta; Keluarga Meli, orang tua dan adik2nya, serta teman2nya yang bergabung dalam Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Puncak dan Mimika (IPMAP & IPMAMI). Acara berlangsung di kediaman Dra. Chusnul Savitri C.T. yang biasa di panggil ibu Vivi, tempat Meli tinggal selama kuliah, di Jl. M. Kahfi 1 No. 31, Ciganjur, Jakarta Selatan.
Vivi yang dijuluki "Mama Jakarta" oleh para mahasiswa Papua adalah alumnus HI Universitas Pajajaran tahun 1986 lulus tahun 1991. Rumahnya yang berdiri di atas tanah seluas 3000 M² di daerah Ciganjur diikhlaskan untuk ditempati mahasiswa asal Papua tanpa dipungut biaya sedikitpun.
"Saya bangga, mereka sungguh hebat dan penuh semangat. Meli adalah mahasiswa pertama yang tinggal di sini, kemudian menyusul 11 mahasiswa Papua lainnya menempati rumah ini. Saya senang dan selalu mendengarkan curhatan mereka. Bahkan saat Meli bercerita tentang pengalamannya selama belajar di kampus PNJ, bahwa ternyata ada ibu dosen yang dianggap Meli sebagai "mamanya" di kampus," kata vivi tertawa.
"Kesempatan belajar memang harus diberikan tidak saja terhadap mereka yang tinggal pulau Jawa, melainkan juga untuk masyarakat di daerah Papua, Papua Barat serta daerah 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal). Masyarakat sekarang sudah memahami betapa pentingnya dunia pendidikan untuk masa depan", kata vivi
Dalam kesempatan tersebut, Denny Pigay S.Kom, berasal dari kabupaten Nabire, wakil dari pemerintah daerah dan karyawan PT. Freeport Indonesia Departemen Export Import yang saat ini lokasi kerjanya di Plaza 89, tinggal di Jakarta sejak tahun 2013, mengungkapkan kebanggaannya atas keberhasilan Melitu Kum yang meraih gelar Sarjana Terapan Administrasi Bisins di PNJ. "Jika sudah ada gelar di belakangnya maka sekarang manggilnya harus dengan sebutan "bapak", ujar Denny.
Deny mengibaratkan, bahwa dengan memiliki 10 pemuda, maka kita akan sanggup mengguncangkan dunia, karena dengan melalui pendidikanlah kita mampu mengubah semua yang dipikirkan. "Saya bangga, Meli mampu melalui proses perjalanannya, menghadapi tekanan dan ujian, sakit, orang tua meninggal (ayahnya) bahkan dari Pemda. Dalam keadaan tersebut hanya doa kepada Tuhan lah yang bisa menyelamatkan".
"Bahwa kesuksesan yang sudah diraih janganlah membuat Meli berbangga hati, karena perjalanan masih panjang. Jika ada peluang untuk bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, raihlah!. Tidak perlu merasa cemas karena Tuhan akan selalu setia menyertai", pungkas Denny.
Deny tidak lupa menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Dr. Nining Latianingsih SH MH serta Jurusan Administrasi Niaga dan PNJ dan berharap bisa mengundangnya ke tanah Papua untuk memberikan pemahaman terhadap calon mahasiswa baru yang berasal dari Papua. "Belum banyak SDM yang seperti Melitu Kum, jadi Meli ini dianggap hebat di di hadapan mereka", kata Denny.
Dr. Nining Latianingsih, SH. MH yang sudah dianggap Meli sebagai "Mamanya" di kampus PNJ mengungkapkan rasa keterharuannya atas sikap persaudaraan dan kekeluargaan yang diperlihatkan oleh mahasiswa2 Papua. "Saya sungguh tidak menyangka sudah dianggap 'Mama Papua' oleh mereka. Saya diundang pun sebagai mama karena mereka ingin berfoto untuk kenang2an sebelum kembali ke Papua", kata Nining penuh haru.
"Beasiswa Afirmasi memiliki niilai luhur, bertujuan untuk membimbing dan membentuk siswa berkualitas menjadi sumber daya manusia yang berguna bagi daerahnya. Pendidikan saat ini merupakan poin penting dalam membangun negara," tuturnya
Berdasarkan UU No 12/2012 tentang Pendidikan Tinggi, Pemerintah Indonesia berkewajiban meningkatkan akses dan kesempatan belajar di Perguruan Tinggi serta menyiapkan insan Indonesia yang cerdas dan kompetitif. Beasiswa ADEM dan ADik adalah salah satu intervensi kebijakan pendidikan yang bersifat Afirmasi dalam bentuk Bantuan Pemerintah untuk memberikan kesempatan belajar kepada mahasiswa karena kondisi dan keberadaannya sehingga mengalami kesulitan dan keterjangkauan akses pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi.
Selanjutnya menurut Nining, Untuk Siswa asal daerah khusus mengacu pada Permendikbud Nomor 23 Tahun 2020 tentang Penetapan Daerah Khusus dalam Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Nasional. "Contohnya adalah Melitu Kum, anak petani yang berasal dari Kabupaten Mimika, Papua", ujar Nining menjelaskan.
Dalam kesempatan tersebut Melitu Kum, S.Tr.AB menyampaikan rasa syukur dan terima kasihnya: " Terima kasih banyak ibu atas kehadirannya di hari kebahagiaan ini, dan Meli sudah menyaksikan kebaikan ibu terhadap keluarga dan teman2", katanya sambil mengusap air mata kebahagiaan.(wan)
0 Comments