Jakarta, Depokterkini.com
Dirjen Bina Pemdes, Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) melalui Sesditjen Pemerintahan Desa menggelar Workshop Persiapan Kaji Lapang dalam Rangka Penyusunan Finalisasi Grand Design Prodeskel Tahun Anggaran 2022 di Hotel Orchardz, Pangeran Jayakarta, Jakarta, selama tiga hari pada 3-5 Oktober 2022
Peserta workshop terdiri dari Pejabat Ditjen Bina Pemdes, Tim Kaji Lapang, Tenaga Ahli, Tenaga Ahli Grand Design Prodeskel, dan Staff di lingkup Dirjen Bina Pemdes.
Kegiatan Worshop secara resmi dibuka oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa, Dr. Paudah, M.Si.
Dalam laporannya, Direktur Evaluasi Perkembangan Desa, Anggar Pramudiani Widyaningtyas, S.Sos, M.Si, mengatakan, kegiatan Workshop ini bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang sama terkait dengan mekanisme pelaksanaan kaji lapang serta penjabaran pedoman wawancara serta memastikan bahwa tim yang terlibat dalam pelaksanaan kaji lapang memahami tugas dan fungsinya masing-masing.
Pada perkembangannya, lanjut Anggar, Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa telah memiliki sistem informasi berupa prodeskel sesuai dengan Permendagri Nomor 12 tahun 2007.
Namun berdasarkan hasil evaluasi diketahui bahwa sistem prodeskel saat ini perlu dilakukan pengembangan sesuai dengan prinsip data yang diatur dalam Perpres Nomor 39 tahun 2019 tentang Satu Data Indonesia. Yaitu pertama,
data harus memenuhi standar data, kedua harus memiliki metadata, ketiga harus memenuhi kaidah interoperabilitas dan keempat harus menggunakan kode referensi dan/atau data induk.
"Kita juga ketahui bahwa prodeskel dalam bentuk aplikasi berbasis web sudah diaplikasikan sejak tahun 2012 sampai dengan saat ini, namun prosentase keterisiannya masih belum optimal yaitu per bulan September 2022 sebesar 70.20%," ungkapnya.
Selain itu, Anggar menambahkan, kualitas data yang terkumpul masih relatif rendah mengingat updating data yang dilakukan hanya satu kali satu tahun dan bahkan beberapa desa hanya melakukan salin data antar tahun tanpa melakukan updating. Untuk itu perlu dilakukan pengembangan prodeskel yang diharapkan mampu menjawab permasalahan prodeskel, baik dalam penyusunan maupun pemanfaatannya. Langkah awal pengembangan dimaksud dilakukan melalui penyusunan grand design prodeskel dan re-engineering prodeskel.
Grand design prodeskel memuat gambaran secara holistik terkait keadaan dan tantangan aplikasi prodeskel saat ini, target dan sasaran yang hendak dicapai dalam rencana pengembangannya, identifikasi permasalahan yang terjadi, serta rekomendasi dan rencana aksi pencapaian target sasaran secara komprehensif. guna mendapatkan grand design sesuai yang diharapkan, perlu dilakukan tahapan assesment user (kaji lapang), assesment system dan integrasi hasil assesment user dan assesment system.
Dikatakan, kegiatan
kaji lapang merupakan salah satu tahapan yang dilakukan dalam penyusunan grand design untuk mendapatkan informasi menyeluruh sesuai yang diharapkan. Dan untuk mendapatkan informasi tersebut diperlukan riset oleh sumber daya manusia yang kompeten dengan menggunakan panduan atau pedoman wawancara yang telah di uji coba sebelum pelaksanaan kaji lapang.
"Output kegiatan workshop persiapan kaji lapang dalam rangka penyusunan finalisasi grand design prodeskel Tahun Anggaran 2022, adalah final petunjuk teknis kaji lapang, dokumen pedoman wawancara, konsep purwarupa, kerangka sintesa kaji lapang serta instrument lainnya yang akan digunakan pada pelaksanaan kaji lapang dengan harapan bahwa pelaksanaan kaji lapang menggunakan standar & pedoman yang dipahami seluruh tim yang terlibat," pungkasnya.
Selanjutnya kegiatan kaji lapang akan menghasilkan output yang terstandar, terukur serta memberikan informasi bermanfaat dan akan diintegrasikan dengan hasil pada tahap assesment system dan pada akhirnya menghaslkan Dokumen Grand Design prodeskel yang Komprehensif, Smart dan dapat dimanfaatkan baik oleh pemerintah, pemerintah daerah, pemerintah desa dan masyarakat pada umumnya.
Kegiatan workshop juga menghadirkan narasumber dari Tenaga Ahli, Agus Suherman dengan materi Pengembangan Sistem Informasi berbasis Desa Peluang dan Tantangannya. Kustiyaman ST., M.AP dari Direktorat Evaluasi Perkembangan Desa, dengan materi Prodeskel dulu, saat ini dan permasalahan yang dihadapi.(wan)
0 Comments