Beji, Depok Terkini
Pagi ini berbeda dari pagi kemarin. Menjalankan aktivitas dan rutinitas yang tidak seperti biasanya, membuat perbedaan pada hari sebelumnya. Bekerja di suatu perusahaan textile, pria yang akrab disapa Pak Joko biasa berangkat bekerja dari jam 06.00 hingga 15.00 WIB. Namun, aktivitasnya dalam bekerja berubah semenjak adanya Pandemi Covid-19. Pekerjaan yang sudah 37 tahun berjalan, kini harus berakhir karena dia salah satu karyawan yang terkena PHK. Keadaan perusahaan yang tidak tahu arah perekonomiannya akan lebih baik maupun tidak, memaksa perusahaan memPHKkan ratusan karyawannya.
Hidup memang terombang-ambing kadang juga sulit untuk ditebak. Kadang kala kita harus menerima dan menentukan keputusan walaupun berat untuk langkah yang lebih baik. Kita tidak pernah tahu sampai kapan pandemi akan berakhir. Banyak orang kehilangan pekerjaan selama masa tahun 2020 berjalan.
Bapak tiga orang anak ini memiliki tanggungan yang cukup berat karena masih menguliahkan bahkan mengurus istrinya yang sedang sakit. September lalu istrinya baru saja melakukan operasi pendarahan otak. Memaksanya untuk semakin bulat untuk pensiun dini ditengah situasi seperti ini. “dijalani saja bagaimanapun pilihannya semoga menjadi yang terbaik,” kata Pak Joko.
Kini Pak Joko membanting stir demi menafkahi anak dan istrinya. Memelihara lele dengan mengambil benih dari pemasok ikan lele. Memanfaatkan lapak yang tidak begitu luas di pekarangan rumah namun bisa dijadikan bentuk usaha kecil-kecilan. Apabila ikan lele tersebut sudah besar dan layak untuk dikonsumsi, ikan lele dijual dengan harga yang murah. Rezeki memang tidak kemana, Pak Joko menjual ikan lele dengan harga murah karena ingin mengambil berkahnya saja.
Selama pandemi ini, orang jadi sulit untuk bepergian ke pasar. Menjaga jarak saja tidak cukup untuk menjaga kita dari Covid-19. Langkah yang diambil Pak Joko dengan berjualan di rumah saja sangat menguntungkan warga sekitar rumahnya. “Hasilnya ngga seberapa, perkilo cuma untung 2 ribu udah dibersihin juga, yang penting berkahnya aja karena susah nyari kerjaan lagi Covid begini,” Kata Pak Joko.
April lalu saat Pak Joko menerima informasi bahwa dirinya diPHK, pak joko sudah terlebih dahulu memikirkan akan memulai bisnis seperti apa. Usahanya hingga kini bertahan karena prinsip penjualannya yang sangat mulia dengan mengambil untung sedikit namun warga sekitar terus percaya membeli ikan lele kepadanya. “kadang sepi karena orang enggak tiap hari makan lele, tapi alhamdulillah 2 minggu 20kg lele bisa terjual,” kata Pak Joko.
Bermodalkan usaha dan doa memulai bisnis ikan lele memang ada pasang surutnya. Diawal memulai bisnis tersebut terjadi hujan yang sangat deras serta angin yang kencang. Pak Joko memelihara ikannya di kolam dangkal dengan tinggi sekitar 50 cm. hujan tersebut membuat semua ikannya masuk ke saluran air karena baru memulai bisnis baru seharusnya ditutupi dengan jaring.
Usaha tidak menghianati hasil, kini semakin ramai yang membeli ikan lele kepada Pak Joko. Pasang surut yang dialaminya dan untung yang tidak begitu banyak membuatnya dipercayai banyak orang. Bahkan pedagang pecel lele mempercayakannya dalam menjual ikan lele yang segar. Pandemi ini memang sulit diperkirakan akan berakhir. Demi anak dan istri Pak Joko rela bolak-balik ke pemasok ikan lele tersebut dari Depok-Jatinegara.
Bermodalkan doa dan diiringi usaha, pekerjaan apapun akan dilakoni apabila itu halal. Mimpinya untuk pergi ke mekkah membuatnya semangat dalam berdagang dan merawat sang istri. “seperti apapun Allah kasih kita disyukuri saja, semoga berkah dan bisa diterima hikmah diPHKnya,” kata Pak Joko. (Muhammad Syahrul Ramadhan / Politeknik Negeri Jakarta)
0 Comments