anggota Merburg saat pembentukan FKMC di kawasan Bogor |
Sejak berdiri di era 1982, Merburg (sebutan Jalan Merbabu dan Burangrang) tepatnya di Blok VI, RW 08, Perumnas Depok Timur, Kelurahan Abadijaya, Kecamatan Sukmajaya hingga kini masih memiliki greget di dalam dunia olahraga.
Wadah perkumpulan ini awalnya didirikan Amin Rusli, pehobi sepakbola, karena pada waktu itu Lapangan sepakbola masih tersedia, namun di era 2000, lapangan yang biasa digunakan untuk latihan kesebelasan Merburg, bahkan jadi ajang kompetisi sepakbola, kini berubah menjadi perumahan.
Singkat kata, sepakbola Merburg meredup. Namun, generasi Merburg yang gemar olahraga tidak terhenti sampai disitu. Mereka menghidupkan olahraga voly, basket dan futsal untuk menggali bakat dan potensi para remaja. Sejumlah kejuaraan pun diraihnya dari ketiga cabang olahraga tersebut.
Kini usia Merburg lebih 36 tahun, dan generasi awal sudah tidak aktif, bahkan sudah ada yang tutup usia, namun kegiatan olahraga tetap eksis dari ketiga cabang olahraga (voly, basket dan futsal) yang diikuti generasi zaman now, sehingga keberadaan wadah perkumpulan para atlet masih memiliki aktifitas yang terbilang cukup padat.
Tidak hanya itu, untuk mengakrabkan pemain yang sudah pensiun dan aktif, kini para generasi lalu membuat kesepakatan membuat wadah Forum Komunikasi Merburg Family. Pengukuan pengurus dilakukan di kawasan Bogor, Sabtu (3/2). Hasil kesepakatan sebagai Ketua FKMC Raviudin Badjuri.
Wadah perkumpulan yang telah terbentuk ini menjadi ajang silaturahmi antar mantan penggiat olahraga dan atlet olahraga yang eksis saat ini. Tidak hanya itu, dalam wadah tersebut didukung para penggemar Merburg yang juga warga di lingkungan RW 08, Abadijaya dan di luar wilayah itu yang sebelumnya sempat tinggal di Blok VI.
“Wadah perkumpulan ini sebagai ajang silaturahmi, sehingga persaudaraan tidak pernah lutur,” ujar Agus Sulistyo, pesepakbola Merbrug di era saat berdirinya PS Merburg.
Ia yang kini tinggal bersama istri dan anaknya di kawasan Pekapuran, Kecamatan Cimanggis masih terus melakukan komunikasi dengan rekan-rekannya dahulu di Merbrug. Bahkan, Tiyo, sapaan akrabnya, ketika disapa Abang, dia menolak.
“Umur kita engga jauh, panggil nama aja, biar enggak kaku,” tandasnya, saat merancang wadah perkumpulan FKMC. Ia juga berharap, jalinan kekeluargaan di forum yang sudah terbentuk agar terus terjaga, sehingga menjadi persaudaraan yang sesungguhnya.
Sementara itu, Henny atau yang akrab disebut Oma Paula mengakui, dengan adanya wadah perkumpulan ini jalainan silaturahmi akan semakin erat. Terlebih, generasi awal Merburg sudah punya keluarga, bahkan memiliki anak dan cucu, sehingga hubungan komunikasi harus terjalin. “Saya sangat senang dibentuk perkumpulan ini, karena membuat kita lebih dekat,” pungkasnya.(dib)
0 Comments