Universitas Indonesia (UI) kembali menambah dua guru besar dari Fakultas Teknik (FT). Mereka adalah Prof. Paramita Atmodiwirjo, ST, M.Arch, MA, PhD dalam bidang Arsitektur dan Prof. Dr.Ir. Gandjar Kiwanto Sukismo, M.Eng dalam bidang Teknik Mesin. Kedua Profesor tersebut dikukuhkan pada Rabu (2/8) di Gedung Art & Centre UI, kampus Depok dipimpin oleh Rektor UI Prof. Dr. Ir. Muhammad Anis, M.Met.
Dalam pidatonya Prof. Paramita memaparkan tentang pendekatan interioritas dalam Arsitektur dapat mendukung tercapainya well-being dalam masyarakat. Interioritas tidak hanya berdasarkan keindahan visual melainkan juga mengedepankan manfaat serta memberikan kemudahan serta menjamin kesehatan dan keselamatan penggunanya. Tinjauan interioritas dalam arsitektur merupakan sebuah perspektif melihat arsitektur dari dalam (inside-out). Interioritas dari ruang arsitektur dapat dipahami dengan meninjau keterhubungan antara ruang dengan tubuh manusia penggunanya.
Pidato berjudul “Interioritas dalam Arsitektur untuk Mendukung Peningkatan Kualitas Hidup”, Prof. Paramita menekankan perlu dibangunnya kesadaran mengenai interioritas dimana cara merancang arsitektur tidak lagi hanya menggunakan pendekatan berbasis intuisi semata melainkan menggunakan pendekatan saintifik berbasis riset demi mendukung well-being penggunanya.
Prof. Paramita mengusung pendidikan arsitektur yang didukung dengan pembelajaran melalui proses mencerap dan mengalami ruang secara nyata. Melalui pembelajaran arsitektur yang berorientasi pada pencapaian well-being, pendidikan arsitektur akan memberikan kontribusi dalam membangun kesadaran praktik merancang yang lebih bermakna bagi peningkatan kualitas hidup manusia penggunanya.
Sedangkan Prof. Gandjar dalam pidato bertajuk “Pengembangan Kemampuan Manufaktur Produk Kompleks : Suatu Inovasi, Optimasi dan Otomasi Proses.” mengatakan semakin berkembangnya dunia industri manufaktur khususnya bidang otomotif, office/home appliances, electronics & computers, termasuk smartphones/gadgets maka untuk memenangkan persaingan dalam rangka memenuhi kebutuhan pasar perlu dipenuhi lima aspek yaitu, 1. Peningkatan
kualitas produk, 2. Peningkatan kecepatan delivery, 3. Penurunan biaya produksi, 4. Diversifikasi/variasi produk, 5. Pemenuhan Health, Safety & Environment.
Dalam pengembangan manufaktur produk kompleks baik yang mencakup bentuk (part shape), dan ukuran (part dimension and tolerance), maupun jumlah (part count) maka diperlukan penelitian dan pengembangan yang meliputi tiga aspek yaitu inovasi, optimasi dan otomasi proses. Ketiga aspek tersebut dapat dilakukan secara terpisah, maupun berkaitan satu dengan lainnya, seperti: inovasi melalui optimasi, inovasi melalui otomasi, optimasi melalui otomasi, dan otomasi dengan optimasi. Melalui inovasi, optimasi dan otomasi proses, pengembangan manufaktur produk kompleks dapat direalisasi dan lebih dapat memenuhi lima aspek yang dibutuhkan agar industri mampu bersaing.(ndi)
0 Comments