Tim Pusat Pendidikan Wawasan Kebangsaan (PPWK) Kesbangpol Kota Depok mengingatkan kepada ratusan siswa baru Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 13 Depok mewaspadai bahaya laten komunis yang saat ini mulai menampakkan diri.
"Kalian harus waspada terhadap komunis, saat ini sudah banyak bermuncula logo palu arit. Jangan mudah terpengaruh oleh orang yang menawarkan kaos berlogo palu arit,"tegas Ketua PPWK Kota Depok Dadang Wihana saat memberikan materi wawasan kebangsaan pada masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) di SMP Negeri 13, kelurahan Krukut, Kecamatan Limo, Depok, Selasa (18/07).
Selain kaos berlogo palu arit, Dadang juga meminta kepada siswa untuk berhati-hati dengan adanya aplikasi handphone yang berlogo palu arit."Hindari aplikasi yang berlogo palu arit. Idiologi negara kita adalah Pancasila. Siswa harus hafal dengan Pancasila,"tegas Dadang.
Para siswa diminta juga untuk menghargai bendera merah putih yang merupakan hasil perjuangan para pahlawan dalam merebut kemerdekaan."Merah Putih harus tertanam dalam jiwa para generasi muda. Hargai bendera merah putih,"tegasnya.
Selain mendapatkan materi wawasan kebangsaan, para siswa juga mendapatkan sosialisasi tentang pencegahan pelecehan seksual dari Dinas Perlindungan Anak Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga (DPAPMK) Kota Depok.
Para siswa dikenalkan tentang empat bagian tubuh yang tidak boleh disentuh kecuali oleh ibu kita sendiri yaitu mulut, dada, perut sampai bokong dan bagian belakang.
"Kebanyakan anak-anak masih awam terkait pelecehan beberapa bagian tubuh mereka yang tidak boleh disentuh orang lain. Mungkin menurut mereka itu sesuatu hal yang biasa seperti dirangkul dan sebagainya. Namun ketika itu menjadi suatu yang mengkhawatirkan seperti pelecehan harus segera diantisipasi,"jelas dr Yulia selaku Kabid Perlindungan anak DPAPMK Kota Depok.
Ia juga menekan kepada para siswa jika ada yang melakukan empat hal itu selain ibu, laporkan saja kepada guru atau polisi." Saya mencoba agar anak-anak berani apabila melihat sesuatu atau merasakan sesuatu yang janggal untuk melaporkan, minimal kepada orang terdekat,"ungkapnya.
Yulia berharap dengan sosialisasi ini, kasus-kasus kekerasan terhadap anak di Kota Depok bisa diminimalisir.
" Kasus kekerasan pada anak itu seperti fenomena gunung es, yang terjadi itu tidak kelihatan. kadang muncul kadang hilang. Karena itu sosialisasi ini sebagai suatu proses pencegahan secara preventif bagi anak-anak."tandasnya.(ndi)
0 Comments