Peringatan Hari Santri Nasional (HSN) di Kota Depok diperingati dengan khidmat. Meski tidak terlihat gegap gempita seperti yang diselenggarakan Pemkot Depok dengan acara Gebyar Muharrom dengan hiburan dari artis ternama. Namun, pembacaan sejuta sholawat Nariyah pada malam hari diselenggarakan di Masjid Pesantren, Majelis Taklim, Masjid dan warga nahdliyin.
"Alhamdulillah di Depok sendiri dari jatah semula 1 sholawat Nariyah, kita melebihi target. Karena antusias warga Nahdliyin, Pengasuh Pesantren, Pimpinan Majelis Taklim, Pengurus Masjid dan lainnya. Tadinya dengan membaca sholawat Nariyah sebanyak 225 paket dikalikan 4444 kali akan 1 juta lebih. Ternyata, pembacaan itu banyak juga diikuti oleh masyarakat secara umum, "ujarnya.
Menurutnya, bahwa dalam NU mentradisikan sholawat sebagai bagian dari ibadah . Terlebih lagi, lanjutnya, bersholawat itu perintah Allah dan Rasulullah. Dirinya menambahkan, dipilihnya sholawat nariyah dan tafsjiriyah oleh PBNU karena memiliki banyak keutamaan. Warga Nahdliyin sering menjadikan washilah dalam rangka mencapai maksud yang diupayakan, tercapainya cita-cita, bisnis dan sebagainya.
Dengan pembacaan sholawat Nariyah 1 milyar diharapkan dicapai se-Indonesia kembali diberikan kekuatan mental, tumbuhnya patriotisme, cinta tanah air yang melebihi lainnya. “Persoalanbangsa semakin bertambah, melalui sholawat Nariyah ini bisa menjadi solusi sebagai bagian dari doa. Dengna harapan, doa yang kita panjatkan kepada Allah akan membenahi dan membantu persoalan bangsa, “harapnya.
Dirinya menambahkan, pada hari Sabtu (22/10) PC NU Kota Depok mengirimkan santri dari perwakilan Pesantren, Majelis Taklim dan lainnya untuk mengikuti Apel yang diselenggarakan di Monumen Nasional. Selain itu, lanjutnya, di Kota Depok sejumlah Pesantren juga mengadakan upacara Peringatan Hari Santri. Tidak hanya upacara saja, seperti Pesantren Qotrun Nada mengadakan pawai keliling kampung.
Di samping itu, lanjutnya, beragama kegiatan seperti pementasan seni santri, marching band, Stand Up Comedy Santri, atraksi pencak silat, dan sebagainya. “Dengan peringatan Hari Santri ini, kita tumbuhkan kembali patriotism dan cinta tanah air. Kita prihatin mental patriotisme merka ada yang aneh kalau bilang NKRI harga mati. Perlu diingat, mereka lupa bahwa perjuangan merebut kemerdekaan dibayar dengan mati-matian dan merenggut ribuan nyawa kaum nahdliyin. Peran santri di zaman perjuangan itu tetap tercatat dalam sejarah, “paparnya.
Ketua Majelis Taklim Nurul Mubtadiin Bojong Pondok Terong KH. Hariruddin mengungkapkan, dengan pembacaan sholawat Nariyah merupakan gerakan cultural doa sholawat dari Depok untuk Indonesia. Kegiatan yang tersebar seluruh Kota Depok yang dilakukan warga Nahdliyin ini dilakukan penuh dengan khidmat.
“Ini bentuk dari rasa syukur dan doa bersama antara masyarakat bersama santri. Dengan ketulusan doa ini, kita berharap bisa menjadika Indonesia sebagai baldatun toyyibatun wa robbun ghofur, “harapnya.
Upacara HSN juga diselenggarakan Kantor Kementerian Kota Depok yang diikuti oleh santri, guru, pengurus Pesantren dan lainnya.(huma)
0 Comments