Cildong | Depok Terkini
Sebanyak 100 ribu benih ikan ditebar di tiga Setu yaitu Setu Tipar, Gadog dan Cilodong. Tebar benih ikan dilakukan secara simbolis oleh Walikota Depok Mohammad Idris di Setu Cilodong, Depok, Kamis (29/9).
Hadir dalam tebar benih tersebut Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Distankan) Kota Depok Nunu Haryana, Asisten Ekbang Herman Hidayat, Danramil 03/Sukmajaya Kapten Inf Kholidi, Camat Cilodong Mulyadi, para lurah, Forum Komunitas Hijau, perwakilan Balai Benih cianjur, Babinsa, Bimaspol dan para pengurus Pokja Setu.
Menurut Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kota Depok, Nunu Haryana. Tabur benih ikan ini dalam rangka melestarikan setu-setu yang ada di Kota Depok. Dari tiga Setu akan ditaburi benih ikan sebanyak 100 ribu ekor terdiri dari 30 ribu ekor pengadaan dari Pemkot dan 70 ribu benih lagi bantuan dari provinsi Jawa Barat.
"Masing-masing Setu ditaburi sebanyak 30 ribu lebih benih ikan,"jelas Nunu.
Adapun jenis benih ikan yang ditabur berupa ikan mas, nila, nilem, dan grascup. Setelah ditebar benih masyarakat diperbolehkan memancing."Diharapkan dengan tabur benih ikan ini, Pokja setu tambah semangat dalam merawat dan menjaga kelestarian Setu,"harap Nunu.
Sementara itu, Walikota Depok Mohammad Idris mengatakan, Kota Depok bersama 19 Kota dan Kabupaten se-Indonesia telah berkomitmen untuk pengembangan Smart City atau kota cerdas. Pengertian kota cerdas bukan hanya terkait dalam program teknologi informasi, tetapi lebih penting lagi yaitu bagaimana memanfaatkan potensi yang ada untuk pembangunan dan kesehjateraan warga dengan mengikutsertakan masyarakat dalam pembangunan.
" Partisipasi masyarakat sangat penting dalam menyelesaikan persoalan yang ada di Kota. Salah satunya persoalan belum ada salah satu Setu di Depok yang ideal dalam standar smart city. Ini harus kita benahi,"jelas
Idris.
Saat ini, kata Idris komunikasi dengan pemerintah pusat dan provinsi Jabar sudah dilakukan, bahkan Presiden Jokowi sudah menantang apa yang diinginkan Depok terhadap pemeliharaan aset pemerintah pusat yang ada di Depok.
"Memang banyak aset pusat tapi tidak bisa dikelola karena keterbatasan regulasi. Karena itu kita minta ketegasan diberikan otoritas pengelolaan Setu sendiri. ini merupakan potensi yang besar. Apalagi partisipasi masyarakat bisa dimediasi oleh Pokja Setu, dan lembaga kemitraan, termasuk para pengusaha,"tandas Idris.(ndi)
0 Comments