Beji | Depok Terkini
Mantan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH. Hasyim Muzadi mengungkapkan bahwa Agama harus dilindungi oleh Negara. Sehingga, agama menjadi potensi bagi Negara bukan menjadi masalah agama yang menentukan masalah Negara.
Hanya saja, lanjutnya, polanya yang harus ditata. Menurutnya, pola yang memungkinkan adalah Islam yang berlandaskan Ahlussunnah Wal Jamaah (Aswaja). Pasalnya, Aswaja tidak berinduk pada Negara asing manapun.
”Aswaja itu ada sebelum Indoensia merdeka. Aswaja itu made in Indonesia, bahkan Muhamadiayah dan NU itu sama gerakaanya, ”Ujar Pengasuh Pesantren Al-Hikam dalam alcara Halaqoh Nasional Ulama Pesantren Dan Cendekiawan Gerakan Dakwan Aswaja Bela Negara. Pesantren Al-Hikam, Kukusan, Beji, Rabu (28/9).
Hasyim menegaskan, pemahaman Islam melalui Aswaja merupakan Islam yang moderat. Dirinya menegaskan, cara penggunaan agama yang berpaham Aswaja dengan mengisi Negara bukan menghadapi Negara. Meurutnya, faktor tersebut menjadi potensi perekat Negara. Bahkan, lanjutnya, bukan menjadi Negara agama, tapi Negara damai yang dilindungi Negara.
”Deradikalisasi masuk sejak reformasi, ini harus diatasi oleh pemikiran aswaa yang moderat polanya belum ada. Hanya dengan Aswaja An-Nahdhiyah (ala NU-red) Negara terjamin. Kalau bela Negara Indonesia harus menggunakan embrio Aswaja pemikiran Islam moderat tadi, ”paparnya.
Sementara itu, Kabid Pendidikan Kementerian Pertahanan RI Mayjend Wartino mengungkapkan bahwa saat ini merupakan era digital. Menurutnya, pengaruh teknologi dan informasi secara cepat juga mempengaruhi ketahanan maupun ideology. Bahkan, lanjutnya, brain washing atau cuci otak merupakan cara termurah untuk menyerang dan melawan kekuatan lain. Dia menambahkan, aksi terror di dunia juga memanfaatkan teknologi dalam menjalankan aksinya.
”Saat ini, pertahanan Negara yang efektif adalah melalui bela Negara. Untuk itu, tedapat aturan system pertahanan dan revitalisasi kesadaran warga. Di saat semua Negara mengalami degradasi Nasionalisme, Patriotisme, kita memiliki Ideologi Pancasila, Islam dan kekuatan Indonesia ada di bela Negara. Kalau di Negara lain, saat Negaranya di serang masyarakatnya mengungsi. Tapi,kalau kita diserang rakyat ikut melawan bersama TNI, ”ujarnya sebagai pengganti Narasumber Menhan ini.
Acara yang digelar selama dua hari tersebut diikuti para Ulama dan Kiyai dari seluruh Indonesia. Rencananya, sejumlah tokoh seperti: Kepala BNPT, Kapolri, Ketua FPI dan lainnya akan mengisi materi dalam acara tersebut.(huma)
0 Comments