Margonda | Depok Terkini
Depok sebagai kota metropolitan pernah mendapat julukan sebagai kota terkotor pada tahun 2005, julukan itu membuat pemerintah kota Depok menjadi tidak nyaman hingga mencoba menyelesaikan dengan pembentukan sejumlah Unit Pengelolaan sampah (UPS).
"Tahun 2010 pemerintah hanya mampu mengangkut sampah sekitar 1500 kubik dari 4500 kubik. Karenanya untuk mengurangi volume sampah pada saat itu didirikanlah sejumlah UPS."Kita kelola sampah agar bisa dimanfaatkan warga Depok. Hingga tahun selanjutnya Depok
berhasil meraih piagam adipura dua tahun berturut-turut,"terang Idris dalam acara Pameran foto dan
Talk show Depok Sahabat Sampah di Margo City, Depok, Rabu (20/4).
Idris mengatakan, Pemerintah kota telah mendeklarasikan Depok bersih atau Depok bebas sampah hingga
tahun 2020. Untuk bisa mewujudkan hal itu, kata Idris, diperlukan upaya maksimal dengan merubah
perilaku masyarakat dalam membuang sampah."Masyarakat belum terbiasa melakukan pemilahan sampah sejak dari rumah. Karenanya kita harus bisa melakukan itu,"tegas Idris.
Menurut Idris, Penduduk Depok dari sisi potensi sumber daya manusia terdiri dari warga terpelajar. Ada mantan Presiden, menteri, pejabat, aktifis dan profesonal muda, serta artis yang tinggal di Kota Depok."Saya melihat kalau dari kalangan menengah keatas ini sejatinya harus lebih sadar tentang permasalahan sampah. Jadi jangan hanya memproduksi sampah, tetapi bisa memikirkan bagaimana sampah bisa dikelola dengan baik,"jelasnya.
Jadi untuk menuju terwujudnya zero West City, lanjut Idris dibutuhkan proses kesadaran masyarakat dan seluruh komponen untuk melakukan pemilahan sampah dari sumbernya. Sehingga ketika sampah diangkut ke
tempat pengelolaan sampah sudah terpilah."Yang dibuang ke TPA adalah residu yang tidak bisa di recycle, dan reuse. Sisa sampah ini masih bisa dikelola kembali menjadi west to energy.
Sehingga bermanfaat bagi masyarakat. Mudah-mudahan bisa terwujud lima tahun kedepan,"harap Idris.
Dalam talk show tersebut juga nara sumber lain yaitu artis pemerhati lingkungan, diantaranya Dikdoang, Erlina Amru, dan aktifis peduli sampah.(ndi)
0 Comments