Margonda | Depok Terkini
Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Depok akan menggelar pekan olahraga kota (Porkot) pada 23-30 April mendatang. Berbagai persiapan kini tengah dilakukan demi suksesnya acara tersebut.
“Panglimanya nanti masing-masing camat, nanti camat akan mengajak warganya yang memiliki kemampuan di cabang olahraga untuk mewakili kecamatannya. Rencananya akan dibuka oleh Pak Wali pada 23 April mendatang,” ujar Amri Yusra, Ketua Umum KONI Kota Depok, kemarin.
Ia menambahkan, akan ada 22 cabang olahraga yang bakal dipertandingkan dalam kegiatan tahunan itu di antaranya sepak bola, futsal, silat, voly, basket, bulutangkis, memanah, dayung, tekwondo, catur, karate dan lainnya.
Dari rencanaya 23 cabang olahraga, namun pihaknya hanya mempertandingkan 22 cabang olahraga dikarenakan wushu kurang satu kecamatan. Sementara, syarat untuk dipertandingkannya cabang olahraga harus ada enam kecamatan, sedangkan wushu kurang satu kecamatan.
“Porkot merupakan bagian dari proses menyaring atlet, secara umum masing-masing cabang olahraga sudah melakukan penyaringan atlet lewat club nya masing-masing. Kemudian kami juga kemungkinan adanya bibit-bibit baru yang ada di kecamatan, sehingga nanti jika ada yang bagus ditarik oleh club yang ada di kecamatan tersebut untuk menjadi atlet yang mewakili Depok pada Porda 2018,” paparnya.
Dari itu, lanjutnya, kegiatan Porkot basisnya merupakan kecamatan bukan club. Jika club, kata dia, anggotanya bisa dari berbagai daerah bahkan luar kota. Untuk club, sambungnya, ada jalur pertandingannya yakni antar club di cabang olahraga masing-masing.
“Misalnya tekwondo, rumah saya di Cimanggis namun saya latihan di Sukmajaya, kalau saya mengikuti antar club saya bisa mewakili club saya walaupun clubnya itu ada di Sukmajaya atau di Tapos. Tapi kalau Porkot basisnya adalah warga kecamatan masing-masing, sehingga dibuktikan dengan KTP atau KK dari masing-masing atlet,” terangnya.
Dikatakannya, kecamatan berhak untuk mengkodinir para atletnya yang akan berlaga di Porkot mendatang. Meskipun begitu, kecamatan tidak melakukan pembinaan para atlet.
“Club sudah memiliki jalur sendiri untuk kompetisi, sementara kecamatan memang bukan tugasnya membina atlet. Tugas kecamatan yakni mengkodinir atlet yang akan bertanding dan memfasilitasinya,” pungkasnya.(rt)