Bojongsari | Depok Terkini
Ribuan korban banjir yang berada di lingkungan RT 02, 03, 04, 05, 10, 11, 12 dan RT 13 RW 05 Perumahan Bukit Sawangan Indah (BSI) Kelurahan Duren Mekar, Kecamatan Bojongsari, saat ini membutuhkan bantuan.
Tak hanya makanan, korban banjir juga sangat membutuhkan bantuan berupa buku tulis, alat tulis, pembalut, selimut, popok bayi dan obat-obatan.
“Warga sangat membutuhkan itu, karena banyak warga yang tidak sempat menyelamatkan barang-barang mereka dikarenakan air masuk dengan cepat dan merendam barang-barang termasuk perlengkapan sekolah anak,” ujar Mudarman, Ketua RW 05 Kompleks BSI, Kelurahan Duren Mekar, Senin (29/2).
Ia menambahkan, untuk bantuan berupa beras, mie instan, biskuit dan teh celup sudah diterimanya dari Dinas Tenaga Kerja dan Sosial (Disnakersos) Kota Depok pada saat peristiwa banjir.
“Saat ini kami masih menunggu bantuan berupa obat-obatan, karena banyak warga yang mulai terserang penyakit. Kami juga berharap ada posko kesehatan untuk memeriksakan kesehatan masyarakat pasca musibah banjir. Hingga kemarin petang baik obat-obatan maupun tenaga medis belum ada yang sampai,” paparnya.
Untuk membantu konsumsi warga, pihaknya juga telah membuka dapur umum. Makanan yang telah dimasak kemudian disalurkan ke setiap warga yang menjadi korban banjir.
Terlihat, warga BSI yang menjadi korban banjir kemarin sudah mulai membersihkan rumah mereka dari lumpur dan sampah yang terbawa arus air. Warga juga bersama-sama membersihkan saluran air yang tersumbat.
Berdasarkan data yang dihimpun, sedikitnya ada 500 rumah, 700 kepala keluarga serta 1.500 jiwa yang menjadi korban banjir terparah selama tiga tahun terakhir ini. Tak hanya itu, puluhan kendaraan roda dua dan roda empat juga ikut mati mesin dikarenakan terendam air dengan ketinggian rata-rata 1,5 meter.
Anggota Komisi C DPRD Kota Depok, Mad Arif yang turun langsung bersama ketua RW dan masyarakat setempat mengatakan, banjir tahun ini diperparah dengan jebolnya turap Kali Angke sepanjang 36 meter.
“Turap tersebut padahal baru dibangun di akhir tahun kemarin, namun karena diduga pekerjaannya tidak baik dan asal-asalan, turap akhirnya jebol dan air Kali Angke limpas ke pemukiman warga,” ungkapnya.
Sementara itu, ketika dikonfirmasi Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok, Noerzamanti Lies Karmawati mengatakan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan pusat kesehatan masyarakat setempat.
“Langkah itu kami ambil untuk memonitor kondisi kesehatan masyarakat sesuai kebutuhannya. Kami juga sudah mengirimkan obat-obatan serta tenaga medis ke lokasi,” jelasnya.
Musibah banjir pada tahun ini di kompleks BSI disebut-sebut sebagai yang terparah sejak 2013 lalu. Di mana, rukun tetangga (RT) yang terkena dampak pada tahun lalu hanya tujuh RT dan tahun ini tetelah merembet hingga ke 9 RT.
Alhasil, ribuan jiwa menjadi korban dan tidak mustahil kejadian serupa akan terulang jika tidak ada penenanganan yang komperhensif dari Pemerintah Kota Depok.(rt)