Balaikota | Depok Terkini
Program One Day No Rice (ODNR) atau satu hari tanpa nasi dan One Day No Car (ODNC) satu hari tanpa kendaraan yang digulirkan mantan Walikota Depok Nur Mahmudi Ismail setiap hari Selasa dinyatakan sudah berakhir.
Hal itu ditegaskan Walikota Depok Muhammad Idris saat serah terima Jabatan (Sertijab) PJ Walikota kepada Walikota Depok definitif di Balaikota Depok, Senin (22/2)."Mulai hari ini (Selasa-red) saya nyatakan program ODNR dan ODNC tidak berlaku lagi,"tegas Idris disambut tepuk tangan para Aparatur Sipil Negara.
Menurut Idris, dihentikannya program ODNR dan ODNC tersebut berdasarkan hasil evaluasi secara mendalam, dan bukan karena faktor tidak berpihak."Kita akan lakukan suatu program yang lebih efektif dan efisien dalam menentukan langkah-langkah kedepan,"ungkapnya.
Idris menjelaskan, intinya program pokok ketahanan pangan akan terus dilakukan namun secara teknis akan dilakukan dengan cara berbeda."Kita sudah evaluasi secara acak dari dinas terkait, masyarakat dan para aparatur, ternyata ada program teknis yang bisa lebih efektif untuk ketahanan pangan,"jelas Idris.
Ia mencontohkan bagaimana cara memfasilitasi hasil pertanian dengan berbagai ragam hasil pertanian seperti singkong, ubi, talas dan lainnya."Tentunya produksi pertanian akan kita tingkatkan terus,"tuturnya.
Untuk meningkatkan hasil pertanian, kata Idris, pihaknya telah mendapatkan amanat untuk membebaskan lahan sebagai ruang terbuka hijau. Karena itu, pemilik lahan-lahan pertanian diminta terus melanjutkan pertaniannya, dan pemerintah kota bisa saja memberikan keringanan berupa kebijakan pengurangan pajak lahan pertanian."Ini hanya contoh saja, bagi petani yang memiliki lahan tetapi tidak punya penghasilan lain, nanti akan dikurangi dari sisi pajaknya,"pungkasnya.
Terkait program ODNC yang berkorelasi dengan penghematan BBM, Idris menjelaskan jangan hanya melihat efisiensi BBM dari sisi orang yang bersangkutan. Tetapi harus dilihat dari sisi kinerja pegawai dalam melayani masyarakat."Setelah di evaluasi dari kinerja pegawai, terjadi penumpukan pelayanan dihari yang lain. Artinya para ASN enggan berangkat misalkan dari Tapos ke Bojongsari menggunakan sepeda motor, apalagi usia sudah 50 tahun. Akhirnya banyak berkas pelayanan tidak selesai pada hari selasa. Bahkan banyak ASN yang enggan membuka pelayanan pada hari Selasa. Ini yang menjadi pertimbangan kita,"beber Idris.(ndi)