Margonda | Depok Terkini
Kapolresta Depok Kombes Pol Dwiyono mengumpulkan seluruh anak buah dan Babinkamtibmas untuk memberikan arahan bahaya terorisme pasca tragedi bom Sarinah. Depok dianggap subur potensi gerakan terorisme lantaran banyaknya rumah kost dan kontrakan.
Dwiyono menjelaskan adanya modus baru gerakan pelaku teror saat menyewa rumah kontrakan. Para kelompok teror meminta simpatisan pendukung kelompok mereka untuk menyewa rumah kontrakan, tetapi baru ditinggali setelah situasi merasa aman.
“Banyak modus baru pelaku teror. Yakni para pengontrak dengan yang tinggal beda. Misalkan calon pengontrak adalah pelaku teror. Karena petugas kurang teliti, pengontrak akan kos disitu.
Tekniknya mereka tak datang sendiri. Gunakan orang atau simpatisan mendukung mereka yang pergerakannya belum diketahui petugas dan aparat. Setelah dapat tempat sewa, yg sewa enggak tinggal disitu. Yang tinggal adalah pelaku teror,” jelasnya di Mapolresta Depok, Rabu (20/1/2016).
Dwiyono meminta Babinkamtimas harus datang sendiri ke lingkungan door to door. Pihaknya akan memberikan reward bagi polisi yang mampu mempersempit ruang gerak terorisme.
“Jangan percaya orang lain harus door to door. Persempit ruang gerak. Akan dapatkan reward jika itu benar. Datangi satu persatu. Deket wilayah binaaannya rekan – rekan pasti tau. Berangkat
melangkah dari rumah sudah pahala dan ibadah,” jelasnya.
Menurutnya, banyak kontrakan terutama di daerah perbatasan dan pinggiran yang menjadi pantauan. Sebab sifat pelaku teror selalu berpindah – pindah.
“Kami imbau mal dan tempat – tempat aktifitas masyarakat lalu ada orang asing juga ditingkatkan kewaspadaan. CCTV diperbanyak serta gunakan metal detector,” jelasnya.(ris)