Cipayung | Depok Terkini
Kondisi Tempat pembuangan akhir (TPA) sampah Cipayung semakin penuh dan tak mampu lagi menampung volume sampah. Mengatasi kondisi itu, kolam B tempat pembuangan sampah akhirnya diurug dengan tanah. Dengan begitu, kini hanya tersisa satu kolam penampungan sampah.
“Dengan diurug seperti itu, praktis kolam B tidak dapat difungsikan lagi. Kini kami hanya menggunakan kolam A yang luasnya lebih kecil dari kolam B,” ujar Ardan Kurniawan, Kasubag TU UPT TPA Cipayung, Selasa (6/10).
Ia menambahkan, kolam A yang kini difungsikan untuk menampung sampah usianya tak akan lama yakni sekitar enam bulan ke depan. Pasalnya, luas kolam A hanya sekitar 2,5 hektar berbeda jauh dengan kolam B yang luasnya 9,1 hektare.
Sementara itu, kolam C yang ada di are itu dikatakan Ardan tidak bisa difungsikan karena mendapat penolakan dari masyarakat. Di sisi lain, volume sampah yang masuk setiap harinya mencapai ratusan ton.
“Sampah yang masuk ke TPA setiap harinya mencapai 550 ton, memang trend setiap tahunnya meningkat. Di mana, pada tahun lalu hanya sekitar 440 ton per hari, seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk volume sampah yang masuk semakin besar,” paparnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, untuk ke depan pihaknya akan melakukan MoU dengan Badan Penanganan Sampah Regional (BPSR). Di mana, nantinya sampah Depok akan dibuang ke TPA Nambo yang berada di wilayah Kabupaten Bogor.
“Insya Allah itu baru akan terwujud di 2017, nantinya Nambo akan digunakan oleh Kabupaten Bogor, Kota Bogor dan Kota Depok. Sementara sampah yang tersisa di TPA Cipayung ini akan dihabiskan menggunakan teknologi,” jelasnya.
Pengurugan sampah yang berada di kolam B itu telah dilakukan sejak Agustus lalu dan akan berakhir pada Desember mendatang. Anggaran yang dipergunakan untuk pengurugan itu sebesar Rp 1,4 milyar.
“Tanah yang dibutuhkan sebanyak 28.8656 meter kubik, itu menggunakan dana APBD. Saat ini pengerjaannya telah mencapai 50 persen. Ini dijamin tak akan longsor karena pengurugannya tiga trap,” pungkasnya
(rt)
Cipayung | Depok Terkini
Kondisi Tempat pembuangan akhir (TPA) sampah Cipayung semakin penuh dan tak mampu lagi menampung volume sampah. Mengatasi kondisi itu, kolam B tempat pembuangan sampah akhirnya diurug dengan tanah. Dengan begitu, kini hanya tersisa satu kolam penampungan sampah.
“Dengan diurug seperti itu, praktis kolam B tidak dapat difungsikan lagi. Kini kami hanya menggunakan kolam A yang luasnya lebih kecil dari kolam B,” ujar Ardan Kurniawan, Kasubag TU UPT TPA Cipayung, Selasa (6/10).
Ia menambahkan, kolam A yang kini difungsikan untuk menampung sampah usianya tak akan lama yakni sekitar enam bulan ke depan. Pasalnya, luas kolam A hanya sekitar 2,5 hektar berbeda jauh dengan kolam B yang luasnya 9,1 hektare.
Sementara itu, kolam C yang ada di are itu dikatakan Ardan tidak bisa difungsikan karena mendapat penolakan dari masyarakat. Di sisi lain, volume sampah yang masuk setiap harinya mencapai ratusan ton.
“Sampah yang masuk ke TPA setiap harinya mencapai 550 ton, memang trend setiap tahunnya meningkat. Di mana, pada tahun lalu hanya sekitar 440 ton per hari, seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk volume sampah yang masuk semakin besar,” paparnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, untuk ke depan pihaknya akan melakukan MoU dengan Badan Penanganan Sampah Regional (BPSR). Di mana, nantinya sampah Depok akan dibuang ke TPA Nambo yang berada di wilayah Kabupaten Bogor.
“Insya Allah itu baru akan terwujud di 2017, nantinya Nambo akan digunakan oleh Kabupaten Bogor, Kota Bogor dan Kota Depok. Sementara sampah yang tersisa di TPA Cipayung ini akan dihabiskan menggunakan teknologi,” jelasnya.
Pengurugan sampah yang berada di kolam B itu telah dilakukan sejak Agustus lalu dan akan berakhir pada Desember mendatang. Anggaran yang dipergunakan untuk pengurugan itu sebesar Rp 1,4 milyar.
“Tanah yang dibutuhkan sebanyak 28.8656 meter kubik, itu menggunakan dana APBD. Saat ini pengerjaannya telah mencapai 50 persen. Ini dijamin tak akan longsor karena pengurugannya tiga trap,” pungkasnya(rt)