Sukmajaya | Depok Terkini
Dalam upaya pengamanan dan optimalisasi potensi di wilayah aliran sungai. Pemerintah Kota Depok bekerjasama dengan Pusat Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia, dan komunitas Ciliwung membuat wadah edukasi melalui pembuatan Saung Pustaka Air di Kampung Cikambangan, Kelurahan Kalimulya, Kecamatan Cilodong, Depok.
Keberadaan Saung Pustaka Air sebagai kawasan edukasi dan konservasi itu diresmikan langsung oleh Walikota Depok Nur Mahmudi Ismail, disaksikan Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Depok Wijayanto, Ketua Tim program pengabdian masyarakat UI, Ismala Dewi, Ketua Komunitas Ciliwung, Taufik, tokoh masyarakat dan mahasiswa UI, dan ratusan warga sekitar.
Dengan dideklarasikannya Saung Pustaka Air, Walikota berharap masyarakat semakin bisa memanfaatkan Saung Pustaka air sebagai tempat berkumpul dan bertemu dalam mengekspresikan potensi-potensi sosial, kemasyarkatan, keagamaan, seni budaya, termasuk juga ekonominya. Namun disisi lain, Nur Mahmudi juga mengingatkan agar keberadaan saung pustaka jangan sampai merusak lingkungan, tetapi harus bisa meningkatkan keharmonisan bagi lingkungan.
Ketua Tim Program Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia, Ismala Dewi menjelaskan peresmian Saung Pustaka Air merupakan salah satu bentuk pengabdian kepada masyarakat berbasis edukasi dan sosialiasi pengaturan dan potensi sungai. Program ini juga sebagai persiapan ekowisata, dimana sungai Ciliwung memiliki beberapa aset wisata, seperti batu putih, sumber air berbau, kesenian silat ciliwung, lomba tangkap ikan, seni hias bambu, koral, dan panganan khas Cikambangan.
"Kita harus pertahankan wilayah ini dengan seluruh pihak, baik dari pencemaran limbah dan pengurugan bantaran sungai. Pemerintah Kota juga harus bisa mengawasi dan memberikan pembinaan kepada masyarakat terhadap limbah yang mencemari sungai,"harapnya.
Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota depok, Widjayanto menilai positif dengan adanya Saung Pustaka air. Saung inibukan sekedar taman bacaan saja, melainkan bisa menjadi pusat aktifitas masyarakat khususnya yang berada di sepadan sungai. Ini merupakan upaya kita mensosialisasikan budaya lingkungan di sekitar sepadan. Seperti diketahui permasalahan sungai yang biasa terjadi diantaranya masalah sampah, limbah, hingga pemanfaatan pengalihan fungsi sempadan. Karenanya masyarakat harus kita bina untuk tidak membuang sampah dan limbah ke sungai. Ada tiga fungsi yang dapat dimanfaatkan masyarakat dilokasi bantaran Ciliwung yaitu fungsi konservasi, fungsi edukasi dan ekowisata.
Dalam peresmian tersebut digelar pula pentas dan atraksi Silat Sinar Ciliwung, permainan angklung anak-anak, lomba membuat kue berbahan singkong, pameran industri kreatif masyarakat Kp. Cikambangan, dan penelusuran sungai.
Siti Masitoh, salah satu warga setempat menilai keberadaan saung sangat bermanfaat sebagai tempat kumpul dan silaturahmi warga. Anak-anak muda bisa berkreasi, belajar sekaligus menjaga keamanan lingkungan dengan memanfaatkan saung tersebut.(ndi)