Margonda | Depok Terkini
Polresta Depok menggandeng Dinas Pendidikan bersama kepala sekolah dan guru berdiskusi mengantisipasi aksi tawuran pelajar yang marak baru - baru ini.
“Kami diskusi cari solusi tepat, kedepan tak boleh ada lagi perkelahian tawuran pelajar, kami menyadari harus dibangun komunikasi komprehensif antara sekolah, Polres, keluarga, dan Pemerintah Kota,” ungkap Kapolresta Depok Kombes Pol Dwiyono, Selasa (13/10).
Usulan para guru ditampung hingga membentuk Satuan Tugas (Satgas) gabungan antara polisi, guru, dan pemerintah mengantisipasi tawuran. Pihaknya juga akan meningkatkan patroli di jam – jam pulang sekolah yang berpotensi terjadinya tawuran pelajar.
“Kami lakukan pembinaan dan sweeping simpul – simpul zona rawan tawuran,” paparnya.
Tiga hari lalu tawuran pelajar juga terjadi usai pertandingan Liga Pelajar di Stadion Merpati Depok. Dalam insiden tersebut satu pelajar luka – luka.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Depok Herry Pansila mengatakan perkembangan teknologi yang pesat juga memutus ruang komunikasi antara anak dan orangtua di rumah. Perkembangan gadget membuat orangtua sibuk sendiri di rumah dan mengabaikan anak.
“Kita enggak menyalahkan siapa – siapa tapi kita berupaya cari langkah terbaik bagi kita semua, guru, kepala sekolah, sekolah. Mungkin kami terlambat antisipasi itu, tapi tak ada istilah terlambat, zaman berubah tuntutan berubah, peran keluarga berkurang,” kata Herry.
Pihaknya juga bersama polisi membuat peta zona merah tawuran untuk mencegah adanya aksi serupa. “Simpul – simpul akan dikuatkan di zona merah, kami apresaisi langkah antisipasi Polresta Depok antisipasi minimalisir potensi tawuran,” tegas Herry.(ris)