Sawangan | Depok Terkini
Puluhan siswa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 2 Kota Depok menggelar aksi damai di Jalan Raya Muchtar, Sawangan, Depok, kemarin. Aksi damai dengan membagikan bunga dilakukan pasca tewasnya rekan sekolah mereka, Reza Dewantara (17) beberapa waktu lalu akibat terlibat adu fisik dengan salah satu siswa di wilayah Cipayung.
Dalam aksinya itu, puluhan siswa membagi-bagikan setiker kepada pengguna jalan seperti sepeda motor dan angkutan umum yang melintas di Jalan Raya tersebut.
“Kami ingin mempelopori aksi damai karena memang beberapa hari lalu ada insiden terhadap siswa kami. Kami berusaha melakukan aksi damai meskipun yang menjadi korban adalah siswa kami,” ujar Turmi Ngestiningsih, Wakil Kesiswaan SMKN 2 Depok, kemarin.
Sedikitnya 50 siswa terlibat dalam aksi damai yang digelar persis di pintu gerbang Perumahan Sawangan Permai. Aksi damai itu dikatakan Turmi tak lain untuk mengajak kepada seluruh pelajar Depok untuk tidak melakukan aksi kekerasan, bullying dan aksi tawuran.
Mengedepankan prestasi dan persahabatan, kata dia, harus menjadi prioritas utama ketimbang harus melakukan hal negatif bahkan kekerasan. Dengan begitu, pelajar yang ada di Kota Depok dapat belajar dengan rasa aman, damai, nyaman dan tenang.
“Kami berharap tidak lagi terjadi kekerasan dalam bentuk tawuran kepada siswa. Seorang pelajar itu bukan otaknya kriminalitas, namun jiwa-jiwa pelajar untuk membangun bangsa ini,’ paparnya.
Aksi damai yang berlangsung kurang lebih satu jam itu ditujukan bukan hanya untuk para siswa SMKN 2 Depok, melainkan bagi seluruh para pelajar di Depok agar sama-sama menciptakan rasa aman dan ketenangan pada saat pergi maupun pulang sekolah.
Turmi mengungkapkan, untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, pihaknya secara rutin menggelar razia terhadap ratusan siswa nya. Razia secara rutin itu digelar pada saat jam masuk dan keluar sekolah.
“Pengamanan yang kami lakukan sangat ketat, pengamanan mulai dari segi pakian dan barang bawaan siswa termasuk sweter yang mereka gunakan. Siswa yang menggunakan sweter langsung kami sita, saat ini sudah mulai tidak ada lagi siswa yang memakai sweter,” jelasnya.
Razia yang dilakukan pihak sekolah, kata dia, tidak hanya kepada siswa laki-laki namun juga terhadap siswa perempuan. Di mana pihak sekolah melakukan razia terhadap penampilan dan tata rias yang digunakan oleh siswa perempuan.
“Hal-hal yang mengundang seperti topi, sweter, stiker dan atribut lainnya yang mereka buat akan kami sita. Kami juga melibatkan Satgas sekolah dalam melakukan razia dan dibantu juga oleh pihak kepolisian dan Koramil,” terangnya.
Tak hanya itu, pihak sekolah juga telah membuat surat tembusan kepada lingkungan sekitar terutama kepada ketua RT, RW dan para pedagang yang berada di area sekolah untuk mengarahkan para siswa agar masuk kelas pada saat jam belajar.(rt)