Wakil Walikota Depok Muhammad Idris mengatakan pluralisme merupakan sebuah keniscayaan dalam kehidupan. Artinya dengan adanya etnis beragam, suku, dan agama berbeda merupakan ciptaan Tuhan. Perbedaan-perbedaan itu menjadi sebuah dasar, dan landasan pemikiran kenapa kita menjunjung tinggi pluralisme sebagai keniscayaan hidup. Namun demikian, nilai kemulyaan Tuhan sebagai pencipta kepada hambanya itu semua sama, tanpa kecuali.
Dengan keberagaman yang ada di Kota Depok, lanjut Idris, terdiri dari berbagai suku, bahasa, adat istiadat, dan agama. Keberagaman ini tidak boleh menjadi ancaman bagi pembangunan dan kesehjateraan masyarakat Depok. Pluralisme tersebut merupakan suatu kenyataan yang harus disyukuri sebagai kekayaan Kota Depok sekaligus kekayaan bangsa. Namun disamping itu, kemajemukan atau keanekaragaman juga dapat mengundang kerawanan yang menuju kepada konflik kepentingan berbeda.
"Alhamdulillah hingga saat ini kehidupan beragama di Kota Depok masih kondusif. Meskipun masih ada sedikit riak-riak itu merupakan dinamika,"ungkap Idris dalam acara Seminar sehari Pluralisme agama dalam bingkai Bhineka Tunggal Ika di gedung Sekarpeni, Pancoran Mas, kemarin.
Karena itu, Lanjut Idris, sebaiknya kita bisa mengantisipasi dan mencegah terjadinya hal-hal yang kecil dan jangan dibiarkan."Kita khawatir hal-hal yang kecil akan menjadi besar, maka dari itu perlu diselesaikan melalui forum kerukunan umat beragama (FKUB) sesuai dengan undang-undang,"tuturnya.
Efektifitas FKUB sangat bergantung kepada seluruh pemangku jabatan di FKUB dan pemangku jabatan di pemerintah."Kita harus sama-sama mengefektifkan FKUB sebagai lembaga beragama dan melayani kerukunan umat beragama. Saya berharap suasana kondusif ini dapat terus dijaga bersama termasuk sampai pelaksanaan Pilkada Desember mendatang,"tandasnya.
Bertindak sebagai keynote speaker dalam seminar tersebut, anggota DPR-RI dari fraksi Gerindra, Nurodji, dan anggota DPRD Depok Rienova Seri Donie.(ndi)
