Pancoran Mas | Depok Terkini
Staf Ahli Menteri Menteri Pemuda dan Olah Raga (Menpora) Bidang Pengarusutamaan Pemuda dan Olah Raga, Adiati Nurdin, meminta Pesantren mengembangkan bakat santri dan pelajar di bidang olah raga. Menurutnya, olah raga apapun yang diikuti perlu diletakkan dalam konteks pembiasaan nilai-nilai positif. Bukan hanya terpaku dengan kemenangan dalam suatu pertandingan.
Selain sebagai ajang kebugaran dan kesehatan, lanjutnya, juga sebagai ajang penumbuhan values sportifitas, disiplin, kerja keras,
kebersamaan, kejujuran dan lain-lain.
"Bukankah Rasulullah sendiri mendorong kita untuk berolahraga seperti memanah, berkuda dan berenang. Begitu juga dengan pesantren, kiprah para santri sudah tidak diragukan lagi bagi pembangunan bangsa ini,"ujarnya mewakili Menpora pada peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, dan peresmian Pondok Pesantren As-Sa'adah dan Madrasah Tsanawiyah Wahid Hasyim Jl. Rawa Indah N0. 115 B, RT 03/02 Bojong Pondok Terong-Cipayung Depok.
Menurutnya, dari data Kementerian Agama tahun 2010-2011 tercatat sebanyak 27.218 Pondok Pesantren tersebar di seluruh Indonesia. Dengan jumlah santri sebanyak 3.642.738 orang, terdapat 52 persen santri laki-laki dan selebihnya adalah perempuan. Dengan jumlah tersebut, lanjutnya, merupakan potensi besar dalam membangun bangsa. Diantaranya dalam upaya mengejar ketertinggalan dengan bangsa lain.
"Kita menyambut baik dengan kegiatan ini sejalan dengan agenda untuk
terus memperluas akses generasi muda terhadap pendidikan yang
bermanfaat,"paparnya.
Pengasuh PP. As-Sa'adah KH. Drs. M. Abdul Mujib mengungkapkan pendirian Lembaga Pendidikannya salah satunya untuk mengembalikan ciri khas ruh Pesantren. Terlebih lagi, lanjutnya, untuk mengantisipasi perkembangan zaman dengan membekali santri pengetahuan Ilmu Agama. Yaitu: para santrinya ditargetkan tiga tahun mampu hafal Alfiyah (kitab kuning tentang Ilmu Nahwu atau gramatika bahasa Arab yang
berisi 1000 bait). Di samping itu, juga penguasaan Al-Qur'an.
"Tentunya, kita juga mendukung dalam ekstrakurikuler seperti: olah raga, labolatorium bahasa, komputer dan lainnya. Kita juga bekali santri dengan kemampuan kekinian agar mampu bersaing. Dengan kata lain, Pesantren ini ciri khasnya adalah Salafi-Kholafi,"terangnya.
Dalam peringatan Maulid dan peresmian tersebut, diisi dengan tausiyah agama. Serta dihadiri alim ulama, pengusaha, Ketua PC NU Depok beserta badan otonom, tokoh masyarakat dan lainnya.(huma)