Margonda | Depok
Terkini
Aksi demo yang digelar Komite Nasional Pemuda Indonesia
(KNPI) Kota Depok dan beberapa OKP berlangsung ricuh. Kericuhan bermula ketika massa menerobos masuk ke
halaman kantor Walikota Depok.
Mereka menyampaikan
orasi secara langsung di depan Gedung Setda Kota Depok. Hal itu membuat Satpol
PP merasa kecolongan dan langsung memaksa mundur para demonstran.
Merasa dikelabui,
aparat kepolisian pun akhirnya turun tangan dan memaksa para demonstran keluar
dari halaman balaikota. Kapolsek Pancoran Mas, Kompol Purwadi menegur secara
tegas koordinator aksi untuk mundur.
“Di surat pemberitahuan aksi dilakukan di luar
gedung balaikota, kenapa ini malah masuk ke dalam. Kalu mau sopan, sopan
sekalian. Sekarang silahkan anda semua mundur,” pinta Purwadi kepada
demonstran, Selasa (17/3).
Namun rupanya
permintaan Purwadi tersebut tidak langsung digubris. Alhasil anggotanya bersama
Satpol PP mendorong massa
untuk mundur dan di situlah terjadi kericuhan.
Dalam aksinya itu, massa gabungan dari KNPI dan OKP menilai pemerintah kota belum mampu
memberikan kontribusi dalam pencapaian sasaran berkembangnya potensi pemuda.
Dalam kesempatan itu,
Ketua DPD KNPI Kota Depok, Dody Riyanto meminta agar
Pemerintah Kota Depok membangun gedung bagi pemuda di Depok. Hal itu
dikarenakan hingga saat ini KNPI Kota Depok tidak memiliki gedung. Sehingga
pemuda tidak memiliki ruang terbuka untuk berkumpul dan berkegiatan.
"Lihat saja saat ini banyak pemuda yang nongkrong di Grand Depok City (GDC). Mereka ngumpul di lokasi-lokasi itu karena tidak ada wadah untuk berkumpul karena memang tidak ada rumah bagi pemuda Depok," ungkapnya.
"Lihat saja saat ini banyak pemuda yang nongkrong di Grand Depok City (GDC). Mereka ngumpul di lokasi-lokasi itu karena tidak ada wadah untuk berkumpul karena memang tidak ada rumah bagi pemuda Depok," ungkapnya.
Dirinya juga menyayangkan tidak adanya peran pemerintah terhadap KNPI Kota Depok. Selama melakukan kegiatan tidak ada kucuran dana yang diberikan pemerintah. Padahal, KNPI Depok telah banyak menggelar kegiatan. Mulai dari bakti sosial pengobatan gratis, pembersihan Kali Ciliwung hingga membersihkan sampah di Jalan Margonda.
"Kami selalu patungan kalau mengadakan kegiatan. Sampai detik ini tidak ada kucuran dari pemerintah. Dana kepemudaan sebenarnya tersedia di tiap dinas. Sayangnya, penyaluran dana itu tidak jelas alirannya. Kalau untuk pemuda ya seharusnya melalui KNPI," pungkasnya.(rt)