Pasca kenaikan BBM sebesar Rp 2000/liter untuk premium, juga berimbas pada harga perumahan. Pasalnya, mulai dari harga bahan bangunan sampai transportasi juga mengalami kenaikan yang sekitar 10 persen.
Hal itu dibenarkan Dirut PT. Bangun Karya Digdaya Nasihun Syahroni. "Dampak dari kenaikan BBM ini juga berimbas naiknya harga rumah mencapai 10-15 persen. Rentetannya panjang, mulai dari bahan bangunan, transportasi yang mengalami kenaikan,"ujarnya.
Dirinya menyadari, saat ini daya beli masyarakat masih rendah. Meski begitu, ia bisa memahami langkah kenaikan BBM yang diambil pemerintah. "Sebagai pelaku usaha, kita bisa memahami langkah yang diambil pemerintah. Karena, akan ada pemerataan ekonomi. Meski begitu, harapannya di semester pertama agar ekonomi bisa tenang dan optimis daya beli masyarakat akan naik,"harapnya.
Pengaruh kenaikan BBM juga dirasakan Direktur PT. Rolas Sapta Mandiri Abdul Khaer. Hanya saja, ia enggan menaikkan harga rumah terlebih dahulu. Dirinya memilih memainkan discount dan bonus. Terlebih lagi, terdapat proyek perumahan yang yang baru dibuka pada tahun 2013."Kalau secara umum wajar ada dampaknya dan berpengaruh pada kenaikan harga rumah. Untuk beberapa developer tidak langsung menaikkan. Tapi, untuk developer besar melakukan program pengurangan discount. Misalnya untuk pembelian rumah biasanya dapat discount Rp 20 juta, kini jadi Rp 15 juta,"paparnya.
Khaer menilai, proyek perumahan adalah tahunan atau proyeksi tiga tahun mendatang. Artinya, harga sudah dihitung tiga tahun ke depan dan kenaikan kurs dolar. Baginya, kenaikan BBM Rp 2000 tidak terlalu signifikan. "Kita memang kena pengaruhnya. Tapi, perumahan adalah proyek tahunan. Tentu, masalah harga seting awal proyeksi tahunan. Sebab, secara logika kita juga tak bisa serta merta menaikkan harga rumah seperti harga BBM. Apalagi, pembeli kan juga melihat perbandingan harga,"tandasnya.