Tonggak kekuatan pertahanan dan kedaulatan bangsa Indonesia melalui kelautan dan kemaritiman telah ada sejak zaman kerajaan, terutama catatan panjang sejarah Kerajaan Majapahit dan Sriwijaya. Laut menjadi fokus utama budaya dan harumnya nama Indonesia sebagai bangsa maritim. Namun, kekuatan maritim bangsa Indonesia mengalami kemerosotan tajam seiring ditandatangani Perjanjian Giyanti (1755) yang berisi menyerahkan perdagangan laut, hasil bumi, dan rempah-rempah kepada Belanda.
Untuk itu, sebagai upaya membangkitkan pemikiran terhadap kelautan dan kemaritiman, Universitas Indonesia melalui Program Studi Teknik Perkapalan Fakultas Teknik UI meluncurkan kapal pendidikan dengan inovasi lambung kapal pelat datar. Kapal pelat datar yang bernama Kapal Triwitono merupakan karya Hadi Tresno Wibowo selaku Dosen FTUI.“Kapal pelat datar sangat ekonomis dan efisien digunakan. Kecepatan kapal berkisar 13 knot. Sementara, kapal di Indonesia tidak lebih dari 12 knot. Nuansa tradisional tetap dipertahankan berupa pembuatan dasar kapal yang masih menggunakan kayu, lalu dilengkapi material berupa fiber dan baja,” jelas Hadi dalam sesi seminar “Sumbangsih UI dalam Mewujudkan Sinergitas Antara Hukum Kemaritiman dan Budaya Kebaharian Melalui Modernisasi Teknologi Perkapalan” di Ruang Anex, Balairung UI, Depok, Jawa Barat, Senin (13/10).
Peresmian kapal ditandai dengan penekanan tombol sirine di dalam kapal pelat datar oleh Pejabat Rektor UI Bambang Wibawarta. Menurut Bambang, peluncuran kapal dijadikan momentum kebangkitan maritim Indonesia lewat produk buatan negeri sendiri. Kapal pelat datar ditujukan demi majunya pelayaran rakyat, misal transportasi masyarakat antar-pulau, akses membawa logistik di pulau-pulau terpencil Indonesia.
Kapal Triwitono yang bersandar di Danau Kenanga UI, tepat di depan Perpustakaan UI dan Balairung UI termasuk prototipe yang akan dimanfaatkan mahasiswa FTUI sebagai tempat pembelajaran tentang kapal, ruang alternatif kuliah maupun riset. Kapasitas kapal mampu menampung 30 orang. Rencanannya, desain kapal akan dibuat lebih besar dan disebarluaskan kepada nelayan di berbagai daerah di Indonesia.(fitri)
0 Comments