Tingginya migrasi penduduk Jabotabek maupun wilayah lain
dari tanah air ke Kota Depok tidak sebandingnya ketersediaan sarana dan
prasarana khususnya sarana dan prasarana pendidikan, seperti gedung-gedung
sekolah dasar negeri (SDN).
Di wilayah Kecamatan Cipayung, misalnya, sebagai
kecamatan baru di Kota Depok ternyata laju pertumbuhan penduduknya terutama
migrasi cukup tinggi, sementara ketersediaan gedung-gedung sekolah dasar negeri
tidak dapat menampung begitu besar jumlah peserta didik setiap tahun.
Melonjaknya angka migrasi tidak disertai tingginya
tingkat kebutuhan pendidikan khususunya untuk jenjang sekolah dasar negeri
(SDN). Di wilayah Kecamatan Cipayung hingga kini terdapat 15 SDN dengan
ketersediaan ruang kelas belajar (RKB) yang sangat terbatas, akibatnya para
kepala sekolah terpaksa menyediakan rombongan belajar (rombel) lebih banyak
dengan system pararel yang dibagi dalam dua gelombang belajar pagi dan
siang.ada beberapa SDN yang memiliki jumlah siswa hingga mencapai 1.000
orang,seperti SDN Citayam 01.
Sehingga tidak heran apabila di setiap kelas SDN di
wilayah ini terisi murid berkisar 40-50 siswa/siswi.Belum lagi kondisi fisik
gedung sekolah dan keterbatasan sarana dan prasarana seperti meja dan bangku
sekolah banyak yang rusak.
Menanggapi permasalahan tersebut, Kepala Unit Pelaksana
Teknis (UPT) Pendidikan TK/SD Kecamatan Cipayung, Djunaedi Chandra
mengakui,sulit dan mahalnya harg lahan mengakibatkan belum dapt memastikan
adanya penambahan gedung sekolah dasar negeri yang baru.
Salah satu upaya memenuhi kebutuhan pendidikan sekolah
dasar negeri bagi masyarakat di wilayah Cipayung, dia mengakui, SDN
di Cipayung umumnya tidak dapat menolak permintaan warga yang menginginkan
anak-anaknya bersekolah di sekolah negeri, padahal jumlah sekolah dan daya
tampungnya terbatas.
“Padahal banyak sekolah swasta, tapi warga menginginkan
anak-anaknya sekolah di SDN.Akibatnya, sekolah negeri di Cipayung memiliki
jumlah siswa melebihi dari daya tampung.Jadi, solusinya dengan menambah
ruang-ruang kelas baru ke atas (bertingkat), kalau ke samping kiri-kanan tidak
ada lahan dan harga tanahnya mahal,” papar Djunaedi.
Meski harus duduk berdesakan dalam kelas belajar, namun
sekolah-sekolah di wilayah Kecamatan Cipayung berhasil mengukir berbagai
prestasi akademik maupun nonakademik, baik tingkat kecamatan, Kota Depok, juga
tingkat provinsi.(jay)