Lomba
Nasional Tahunan Rancang Bangun Mesin 2014 yang bertemakan "Alat Bantu
Kesehatan untuk Penyandang Cacat" termasuk rangkaian Seminar Nasional
Tahunan Teknik Mesin XIII. Berbagai desain alat bantu penyandang cacat,
seperti kursi roda dan kaki palsu dipresentasikan di hadapan juri. Lomba
diikuti oleh para mahasiswa teknik mesin dari perwakilan universitas di
Indonesia.
Kriteria penilaian dilihat sejauh mana aplikasi desain
teknik mesin bisa diterapkan dalam bidang kedokteran. Perpaduan teknik
mesin dengan alat bantu kedokteran.
"Lomba rancang ini digelar
keempat kalinya. Fokus utama alat bantu kedokteran disorot dari sudut
mesin, banyak sekali mata kuliah mesin. Intinya suatu produk memakai
teori dan praktik dari beberapa mata kuliah. Awalnya, kami merencanakan
ada juri dari kedokteran, tapi ada yang tidak setuju," jelas Dosen
Teknik Mesin Universitas Indonesia Gatot Prayogo usai makan siang di
Perpustakaan Pusat UI, Depok, Jawa Barat, Rabu (15/10).
Selain itu,
penilaian bukan hanya dari segi teknik saja, melainkan ketepatan memilih
material bahan dan keseimbangan pergerakan produk yang dirancang. Gatot
menekankan adanya lomba bertujuan melahirkan ide-ide kreatif yang akan
menciptakan alat bantu kedokteran dengan inovasi baru.
Hasil
kompetisi rancang alat bantu kedokteran pun bisa membuka peluang untuk
diproduksi. "Diproduksi atau tidak itu di luar penanganan kami. Tapi ada
yang mengatakan hasil rancangan ini (alat bantu kedokteran) berpotensi
dipatenkan. Kalau begitu didaftarkan dulu saja. Utamanya merangsang
mahasiswa untuk kreatif menciptakan alat dari sekarang," lanjutnya.
Secara
umum teknik mesin berperan merancang mesin sesuai bidang masing-masing.
Mahasiswa dilatih merancang sesuai daya kreativitas. Melalui lomba
rancang alat bantu kedokteran mampu mewadahi mahasiswa teknik mesin
untuk berkreatif merancang alat bantu kedokteran.Lomba rancang alat
bantu kedokteran ini merupakan acara dari tuan rumah Badan Kerja Sama
Teknik Mesin (BKSTM).(fit)
0 Comments