Dewan Kesenian Kota Depok kembali menancapkan taringnya ditandai dengan pelantikan para ketua dan pengurus periode 2014-2018. Tonggak pelantikan ini sebagai tanda kebangkitan kinerja Dewan Kesenian Kota Depok setelah vakum sejak 2011 lalu. Kevakuman tersebut dikarenakan tidak adanya gairah kegiatan seni dan budaya yang dipegang oleh dewan kesenian.
Ketua Pelaksana Umum Misbahun Munir mengatakan struktur Dewan Kesenian Kota Depok memiliki semangat baru dengan dibentuknya enam komite yang akan menangani tugas terkait seni dan budaya, yakni komite film, musik, sastra, teater, seni rupa, dan tari. Agenda utama terfokus pada masalah perfilman. Adanya komite film sesuai dengan amanat UU Nomor 33 Tahun 2009. Di Kota Depok, dewan kesenian belum sepenuhnya menangani masalah perfilman.“Usai terbentuk para pengurus melalui pelantikan ini, kami segera menata pengawasan dan pembinaan terhadap kegiatan perfilman,” tutur Munir dalam sambutan pelantikan di Ruang Serbaguna, Gedung Dibaleka II, Kantor Balai Kota Depok, Jawa Barat, Jumat (24/10).
Sebagai bentuk apresiasi pengembangan seni rupa, khususnya seni batik Depok, Munir menekankan batik Depok akan ditetapkan menjadi pakaian kebesaran bagi para dewan kesenian. Hal ini termasuk upaya pelestarian seni batik Depok.
Para dewan pengurus yang dilantik berasal dari lingkup profesional, ahli/pakar, akademisi, sastrawan, dan budayawan. Munir berharap para dewan bisa melaksanakan tugas terhadap pemeliharaan kesenian, baik dari aspek seni tradisional, kontemporer, seniman penggarap, lembaga perkumpulan juga sanggar-sanggar seni.
Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail mengapresiasi pelantikan dewan kesenian sekaligus pembentukan enam komite. Melalui program komite dari dewan kesenian yang baru, Nur Mahmudi ikut berharap agar karya-karya seni yang dilahirkan bisa tergugah untuk dinikmati oleh siapapun serta menginspirasi khalayak luas.(fit)