Dosen PNJ Tingkatkan Pengelolaan Keuangan TKI di Taiwan

 

Taoyuan City, Depokterkini.com

Dosen Politeknik Negeri Jakarta (PNJ) melakukan Pengabdian kepada Masyarakat Kolaborasi Internasional (PMKI) terhadap Tenaga Kerja Indonesia  yang berada di  Taiwan.

Kegiatan Pengabdian masyarakat tersebut dilakukan dengan mengadakan pelatihan meningkatkan pengelolaan keuangan para TKI.

Ketua pelaksana PMKI, Iwan susanto, S.T.,M.T.,Ph.D, mengemukakan jalannya pengabdian ini bertujuan untuk memberdayakan dan melakukan pendampingan para TKI yang berada di Taiwan terkait pengelolaan keuangan dari pekerjaan yang mereka lakukan. 

“Pengabdian ini kami lakukan sebagai bentuk kepedulian kami supaya para TKI mampu mengelola keuangan dengan baik dan mampu mengembangkan kesempatan  mengumpulkan modal untuk investasi supaya saat kembali ke Indonesia bisa kontinue meningkatkan kesejahteraan hidup lebih baik lagi

Pengabdian masyarakat ini berkolaborasi dengan PCINU Taiwan, menghadirkan dua dosen jurusan akuntansi sebagai narasumber yakni Heti Suryani Fitri, S.ST.,M.M dan Lini Ingriyani, S.T.,M.M serta dosen jurusan TIK Iwan Sonjaya, S.T.,M.T

Hadir pula dalam kegiatan tersebut ketua PCINU (Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama) Taiwan  Didik Purwanto

Dalam sambutannya Didik Purwanto mengimbau agar para TKI yang juga merupakan jamaah Nahdatul Ulama di Taiwan tidak hanya mendapatkan uang dari pekerjaannya tapi juga bisa mengelola uangnya.

Menurutnya para TKI di Taiwan harus diberi pendampingan terkait literasi cara mengatur uang, upaya saving money, dan alokasi investasi. 

Dalam paparan kegiatan ‘pengelolaan keuangan’  Heti Suryani Fitri, S.ST.,M.M  selaku dosen jurusan akuntansi PNJ, menyampaikan materi mengenai perencanaan  keuangan agar para TKI memiliki pondasi dalam mengelola keuangan mulai dari mengelola arus kas supaya selalu surplus, memahami pentingnya memiliki macam-macam asuransi, dapat merencanaan dana pendidikan, dan dana pensiun, serta strategi yang harus dilakukan guna mencapai kesejahteraan secara finansial. 

Dikatakan Heti, salah satu hal terpenting yang harus diutamakan setelah ada sumber penghasilan adalah mengalokasikan tabungan dan dana darurat. 

“Setelah menyisihkan untuk tabungan, terutama untuk dana darurat yang harus dimiliki yaitu 3-12x dari pengeluaran bulanan,  setelah itu sisanya baru mengatur untuk pengeluaran bulanan.” tutur Heti yang memegang lisensi Certified Personal Money Manager (CPMM). 

Heti juga menekankan sebelum membuat tabungan dan investasi, pelunasan hutang dan tagihan tetap menjadi prioritas utama. Ia menjelaskan bahwa jumlah hutang yang ada tidak boleh melebihi 30 persen pendapatan, bila melebihi itu merupakan ciri keuangan yang bermasalah. 

Materi selanjutnya disampaikan Lini Ingriyani, S.T.,M.M. Ia menjelaskan tentang pengelolaan hutang “ pengelolaan hutang yang buruk dan bisa menyebabkan kebangkrutan, sehingga sebelum berhutang harus memperhatikan tujuan berhutang, dan biaya yang harus dikeluarkan” ujar Lini pemegang lisensi Certified Securities Analyst (CSA). 

Dirinya mengimbau Sebelum berhutang harus memastikan sumber pembayaran hutang dan bunganya terjamin sehingga bisa menghindari defisit keuangan. 

Dalam sesi ini juga disampaikan materi mengenal investasi supaya mereka mulai melakukan investasi sesuai dengan tujuan investasinya, untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja Indonesia di Taiwan. 

Di akhir kegiatan ketua PCINU Taiwan memberikan pernyataan semoga dampak positif dari pengabdian masyarakat ini tidak hanya berhenti pada kegiatan sosialisasi literasi keuangan, tapi dapat berlanjut untuk kegiatan lainnya yang dilakukan dengan sinergi bersama, 

“Harapannya kolaborasi dengan PCINU dilaksanakan secara berkelanjutan para TKI diberikan pendampingan melalui video edukasi dan juga layanan lainnya” tandasnya.(wan)

Post a Comment

0 Comments