Cinere | Depok Terkini
Walikota Depok Mohammad Idris meresmikan beroperasinya Deaf Cafe dan Car Wash yang berada di Jalan Raya Cinere No 32, Kecamatan Cinere, Depok, Sabtu (24/9). Deaf Cafe dan Car Wash itu
merupakan sebuah cafe dan tempat cuci mobil pertama di Kota Depok yang seluruh pegawainya adalah para tuna rungu.
Dalam kesempatan itu, Walikota mengatakan bahwa Depok sudah komitmen untuk menjadi kota cerdas dengan beberapa kota lain di Indonesia. Menurutnya, Kota cerdas bertujuan untuk mensejahterakan warga yang difasilitasi oleh Pemerintah bersama unsur Muspida dan masyarakat.
"Intinya kesehjateraan bisa diwujudkan dengan prinsip kebersamaan dan adanya partisipasi dari masyarakat. Seperti partisipasi dari bu Dissa selaku owner Deaf cafe dan car wash ini,"ujarnya.
Walikota menjelaskan bahwa pemerintah juga ingin mewujudkan salah satu usaha yang bisa
merekrut para tuna rungu di Kota Depok.
"Terkadang para tuna rungu terlupakan. Karenanya itu diharapkan para pengusaha dan pemerintah bisa mengakomodir para disable, sehingga mereka bisa merasakan kenikmatan dan kenyamanan hingga akhirnya bisa berbuat sesuatu untuk kota Depok,"ungkapnya.
Idris juga menginformasikan, bahwa Kota Depok mendapat undangan resmi dari Unesco terkait kota inklusi yang akan digelar di Padang, Sumatera barat."Saya mengajak bu Dissa untuk membuktikan bahwa Depok punya program inklusi yang bisa diangkat ke dunia internasional,"tegas Idris.
Disisi lain, Walikota berjanji akan mewujudkan sejumlah fasilitas bagi para disable seperti jembatan penyebrangan orang, trotoar, dan lainnya,"Fasilitas untuk para disable masih sangat kurang di Depok. Karena itu akan kita wujudkan,"tandasnya.
Sementara itu, Owner Deaf Cafe and Workshop, Dissa Syakina Ahdanisa mengatakan fingertalk adalah sebuah cafe sekaligus tempat lokakarya yang mengajarkan kepada warga tuna rungu agar bisa bekerja dan menambah kemampuan dan skill masing-masing.
"Kita sudah punya dua cabang di Pamulang, keduanya cafe dan workshop. Kami ajarkan menjahit, menyulam kepada teman deaf dan hasilnya dijual kepada masyarakat,"jelasnya.
Dissa menjelaskan banyak para tuna rungu yang meminta pekerjaan ketika dibuka fingertalk."Saya
melihat para tuna rungu kebanyakan kerjanya jadi tukang parkir, atau pekerja kontrak. Karena itu
usaha cafe dan cuci mobil ini untuk membuka lapangan pekerjaan buat mereka,"terang Dissa.
Ia juga berharap bagi masyarakat yang tidak mengerti bahasa isyarat, bisa memanfaatkan tempat
ini untuk bertemu dan berkomunikasi dengan para tuna rungu dalam bahasa isyarat."Kita ingin orang yang normal bisa gabung dengan para deaf menggunakan bahasa isyarat sehingga bisa saling mendengar,"tandas Dissa.
Keberadaan Deaf Cafe and Workshop ternyata mendapat apresiasi dari Presiden Amerika Serikat, Barack Obama dalam acara di negara Laos."Beliau mengapresiasi Cafe fingertalk, dan menurut beliau sangat bagus untuk memajukan teman tuna rungu, jadi kita harus semangat dan kerja keras sehingga bisa mengembangkan cafe di Indonesia,"tutup Dissa..(ndi)
0 Comments