Balaikota | Depok Terkini
Kepala Bagian Perekonomian Kota Depok Nuraini mengatakan stok kebutuhan gas di Depok aman setelah mendapatkan penambahan kuota dari Gubernur Jawa Barat."Tiga tahun terakhir kita hanya mendapat 1,4 juta ton perbulan, sekarang sudah naik jadi 1,5 juta lebih . Mudah-mudahan tidak terjadi gejolak kelangkaan harga,"ujarnya di Balaikota Depok, kemarin.
Namun demikian, katanya ada informasi terkait stabilitas keamanan ketahanan pangan, dimana terjadi perbedaan harga eceran terendah (HET) di wilayah Jabodetabek."Misalkan di Bogor harganya lebih tinggi dibanding Depok. Dikhawatirkan terjadi perpindahan kuota, yang seharusnya untuk Depok karena di Bogor harganya lebih tinggi bisa terjadi permainan,"ungkapnya.
Karena itu, pihaknya terus berkonsultasi dengan Hiswana Migas dan Pertamina untuk tetap melakukan pemantauan.
Ditempat terpisah, Ketua Hiswana Migas Kota Depok, Athar Susanto mengakui pasca kenaikan harga gas 12 kilogram, stok di tingkat agen aman.
Hiswana Migas mengungkapkan sejauh ini dampak kenaikan harga elpiji 12
kilogram belum terasa."Belum terlihat dampaknya, baru juga beberapa hari kan. Nanti biasanya dua minggu baru terlihat trendnya," katanya.
Athar menambahkan pihaknya ikut mengawasi adanya dugaan kecurangan pasca kenaikan harga elpiji 12 kg. Hiswana Migas menggandeng Dinas Perindustrian dan
Perdagangan (Disperindag) Kota Depok dalam pengawasan tersebut."Kalau untuk Depok belum ada indikasi, kami bersama Disperindag
memantau," katanya.
Athar mengatakan tim monitoring tingkat kota sudah terbentuk berperan
mengawasi setiap adanya kenaikan harga atau adanya peralihan
penggunaan elpiji. Ia pun menjamin tak akan ada kelangkaan gas elpiji
3 kilogram sebagai dampak kenaikan harga tabung 12 kg."Tentu kalau ada kelangkaan kami laksanakan operasi pasar dengan Pemkot Depok," tandasnya.(ndi)